Langsung ke konten utama

Kisah Empat Lilin

Ada 4 lilin yang menyala, Sedikit demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka
Yang pertama berkata: “Aku adalah Damai.” “Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
Yang kedua berkata: “Aku adalah Iman.” “Sayang aku tak berguna lagi.” “Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.” Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.
Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: “Aku adalah Cinta.” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.” “Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.” “Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.” Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga…
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”
Lalu ia mengangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:
Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:
“Akulah HARAPAN.”
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!
(emotivasi)
Hikmah yang bisa diambil dari kisah inspirasi diatas :
  • Hidup tak selamanya terang, adakalanyaangin berhembus, meredupkan "lilin-lilin" kita
  • Dalam situasi dan kondisi sesulit apapun, jangan sampai kau putus harapan... terlebih harapan kepadaNya...
  • Dengan Harapan, insya Allah kita bisa bertahan dan dengan ijinNya kita bisa menyalakan "lilin" lain kehidupan kita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 karakter Aktivis Dakwah

Persepsi masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda, bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah, padahal itu hanyalah salah satu aspek yang harus lekat pada pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim. Bila disederhanakan, sekurang-kurangnya ada sepuluh profil atau ciri khas yang harus lekat pada pribadi muslim. 1. Salimul Aqidah Aqidah yang bersih  (salimul aqidah)  merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada A

Quantum Tarbiyah

Murobbi   adalah seorang guru atau pendidik. Ia mengajarkan Al Qur’an, hadits, dan kitab memberi suplai ilmu, memberikan wawasan baru sehingga murid-murid merasa tentram bersamanya. Serta seseorang   murobbi   berarti dia merupakan jejak pewaris Nabi, karena Nabi mengajarkan Islam dengan   tarbiyah . Jadi saatnya bersama menggelorakan jiwa mencetak kader serba bisa, mengubah potensi jadi prestasi, mengubah energi menjadi cahaya, mengubah ide menjadi karya, mengubah impian menjadi kenyataan. Imam Hasan al-Banna merumuskan sasaran dakwah yang beliau mulai dari warung kopi, bukan di mimbar masjid atau di kursi empuk parlemen. Dari Kondisi keterbatasan itulah optimism e dan gagasan besar dibangun . Dari orang biasalah dakwah bermula. Membangun   tarbiyah   sebagai aktivitas yang lebih menyenangkan dari pada aktivitas yang lain. Agar indah bagai di   jannah   penuh bunga nan merekah. Hadir dengan wajah sumringah. Sampaikan  nasihat dengan  ikhlas agar dahsyat dan menggugah. Hemat

KEMERDEKAAN INDONESIA: BERAWAL DARI PALESTINA DAN MESIR

KEMERDEKAAN INDONESIA: BERAWAL DARI PALESTINA DAN MESIR Rabu, 17 Agustus 2011. Genap sudah 66 tahun usia Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meskipun di usianya yang lebih dari setengah abad ini pemerintah Indonesia belum benar-benar berhasil melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, belum benar-benar berhasil memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, tetap saja nikmat kemerdekaan ini harus kita syukuri. Salah satu bentuk rasa syukur adalah dengan ‘jasmerah’—jangan sekali-kali melupakan sejarah! Karena sejarah dapat menjadi bahan pelajaran dan pertimbangan bagi pilihan sikap dan tindakan di masa kini atau di masa mendatang. Berkaitan dengan sejarah kemerdekaan Indonesia, ada hal yang jarang sekali diungkap, yakni tentang negara mana saja yang pertama kali membantu dan memberikan pengakuan atas kemerdekaan Indonesia. Patut dicatat bahwa dukungan dan pengakuan kedaulatan Indonesia pertama k