Langsung ke konten utama

Quantum Tarbiyah

Murobbi adalah seorang guru atau pendidik. Ia mengajarkan Al Qur’an, hadits, dan kitab memberi suplai ilmu, memberikan wawasan baru sehingga murid-murid merasa tentram bersamanya. Serta seseorang murobbi berarti dia merupakan jejak pewaris Nabi, karena Nabi mengajarkan Islam dengan tarbiyah. Jadi saatnya bersama menggelorakan jiwa mencetak kader serba bisa, mengubah potensi jadi prestasi, mengubah energi menjadi cahaya, mengubah ide menjadi karya, mengubah impian menjadi kenyataan.
Imam Hasan al-Banna merumuskan sasaran dakwah yang beliau mulai dari warung kopi, bukan di mimbar masjid atau di kursi empuk parlemen. Dari Kondisi keterbatasan itulah optimisme dan gagasan besar dibangun. Dari orang biasalah dakwah bermula. Membangun tarbiyah sebagai aktivitas yang lebih menyenangkan dari pada aktivitas yang lain. Agar indah bagai di jannah penuh bunga nan merekah. Hadir dengan wajah sumringah. Sampaikan  nasihat dengan  ikhlas agar dahsyat dan menggugah. Hemat berkata-kata agar tidak merusak ukhuwah. Tebarkan senyuman tulus tanpa menyimpan ghibah. Yang besar bukanlah dimulai dari yang besar, namun dimulai dari yang hal-hal kecil yang dilakukan dengan kesungguhan dan cinta. Cinta itulah ruh perubahan, cinta itulah yang menghilangkan segala rasa sakit. Sering kali hal-hal yang dianggap kecil berakibat penyesalan besar bila diremehkan.
Setiap masa ada tutunannya masing-masing, ada kadernya masing-masing, tidak bisa dipukul rata. Dakwah yang dahulu dirintis di warung kopi kini mulai merambah memimpin negeri. Akankah terus merangsek menuju puncak prestasi atau kembali ke warung kopi tentu tergantung bagaimana cara kita menyikapi.
Menjadi kader berarti shalih bukan saja untuk dirinya sendiri (shahih ritual) tapi juga shalih sosial, memberi manfaat bagi orang lain. Beda antara mengendarai becak dengan mengendalikan Airbus A300. Risikonya beda. Penumpangnya juga berbeda. Tanggung jawabnya beda, tantangan bahayanya juga beda. Umar bin Khatab berkata ,”Orang yang cerdas bukanlah orang yang dapat membedakan yang baik dan yang buruk, tetapi orang yang berakal adalah orang yang dapat memilih yang lebih ringan dari dua keburukan.”
Tarbiyah adalah taman indah untuk menumbuhkan bunga-bunga ikhwah, mengembangkan potensi ukhuwah menyalurkan kebaikan jadi berkah, menebarkan nan merekah. Sebagaimana komunikasi empati Nabi yang membuat setiap orang merasa sangat dihargai oleh Nabi SAW. Dalam buku ini kita menjadi lebih tahu bahwa sebenarnya tarbiyah bukan hanya meerupakan salah satu bentuk gerakan saja. Namun juga merupakan  metode untuk pembelajaran bagi para calon murobbi, yang tadinya merupakan mutarobbi.
Metode ini mengajak kita untuk lebih meningkatkan potensi diri dan menggali semua yang ada pada diri kita. Kita dituntut menjadi pribadi yang lebih mandiri, profesional, dan selalu berani untuk berkontribusi. Seorang yang mengaku dirinya bertarbiyah harus mampu menjadi seorang yang berpikiran berbeda dan mau melakukan hal yang berbeda. Hal ini diungkapkan dengan keharusan seorang muslim sejati harus mencegah kemungkaran dan mengajak kepada kebaikan.
Selain itu, kader juga harus mampu menjadi pribadi yang tanggap dengan keadaan. Tidak melulu pada posisi "senang" dan "nyaman". Bukan maksud menjadi seorang pemikir hal-hal besar dan terlalu gegabah dalam menentukan keputusan, tapi seorang kader harus menjadi seorang pembelajar dari hal kecil dan tidak tergesa. Karena ketergesaan dalam hal ini dianngap oleh pengarang sebagai bentuk ketamakan diri.
Menjadi generasi tarbawi juga harus menjadi generasi yang visioner. Memiliki pandangan yang jauh ke depan dan tak hanya memikirkan diri sendiri. Membina kader-kader berikutnya untuk menjaga keberlanjutan tongkat estafet dakwah. Kita tentunya juga tahu bahwa sebenarnya dakwah jangan hanya menjadi konsumsi sendiri, tapi juga menjadi keberlanjutan bagi kader-kader baru. Karena tanpa adanya regenerasi, maka takkan ada keberlanjutan pembinaan islam ke masa yang akan datang. Maka jangan jadi kader yang "keder'. Jangan jadi kader yang tidak mengoptimalkan apa yang sudah menjadi amanah.
Ketika semua semangat dan kekuatan seakan menjadi hilang, maka kita harus mengingat bahwa Rasul dan para sahabat lebih banyak halangan dan cobaan dibanding kita saat ini. Semua yang ada pada jaman ini sebenarnya telah banyak kemudahan dibanding jaman jahiliyah dahulu. Kita tahu jika sekarang makin mudah karena teknologi makin berkembang pesat. Seperti misalnya saja bahwa semakin canggihnya alat komunikasi dan kendaraan. Tak ada alasan lagi untuk tak berangkat ngaji atau bertemu dengan binaan.
Jangan pula menjadi pengangguran di jalan dakwah. Jangan juga anggap bahwa kita harus menjadi aktivis yang memakai modal sisa. Bukan berarti dengan amanah yang banyak, kita jadi menyisakan tenaga, uang atau pikiran kepada yang lainnya. Kita harus tetap mengoptimalkan segala yang ada pada diri kita. Karena salah satu kesalahan umat islam yang mengalami kekalahan adalah kita tak mau memberikan lebih dari agama telah memeberikan kita. Berbeda dengan orang-orang barat yang bekerja lebih dari yang mereka dapatkan. Karena apa yang kita tanam adalah apa yang akan kita petik nantinya. Maka, berbuatlah yang lebih banyak untuk mendapatkan yang lebih banyak lagi. Jangan hanya menunggu. Bergeraklah dari sekarang juga. Jadilah seorang murobbi! Jangan hanya menjadi mutarobbi selamanya. Tarbiyah tidak sekadar ngaji, tetapi lebih dari itu. Ada aktivitas hati, berempati, dan berbagi.
Buku ini merupakan pencerahan bagi seluruh aktivitis dakwah. Saya pikir semua aktivitas dakwah wajib membaca buku ini. Bukan hanya sekedar dibaca, namun diamalkan dan diajarkan. Buku ini memberikan persepsi kepada kita, bahwa aktivitas tarbiyah bukan sekedar ta’lim (pengajian) biasa, namun ada aktivitas hati, berempati dan berbagi.
Tarbiyah merupakan proses kita menuju pribadi yang sholeh, artinya siapapun orangnya jika ia bersungguh-sungguh memperbaiki diri, menuntut ilmu, maka ia sedang melakukan proses tarbiyah. Ada kalanya proses ini terhambat, bisa karena masalah pribadi, hutang, atau pekerjaan kuliah yang banyak sehingga proses tarbiyah menjadi terhambat. Namun jika dimaknai berbeda, proses ujian ini juga merupakan proses tarbiyah agar kita kuat, agar kita menjadi pribadi yang tangguh.
Di buku ini juga menerangkan tentang kontrak tarbiyah. Maknanya adalah untuk menguatkan tekad agar sungguh-sungguh menjalani proses tarbiyah, menjalankan perintah Alloh dan Rosululloh, bersungguh-sungguh meraih prestasi yang terbaik, dan melakukan proses ini hingga akhir hayat.
Terdapat juga visi misi tarbiyah. Visi tarbiyah yaitu mengislamkan orang lain, artinya selain membina diri kita, kita juga harus membina orang lain, menjadi teladan, dan juga mengajarkan ilmu kepada yang lain. Misi tarbiyah yaitu perubahan. Harus ada perubahan setelah mengikuti tarbiyah. Perubahan ini bisa berupa perubahan pada pikiran dan juga sikap. Pikiran kita harus senantiasa selalu ingat kepada kebaikan, sikap kita juga harus selalu menjadi teladan bagi lingkungan sekitar kita.
Dalam proses tarbiyah selain kita membina diri, kita juga harus membina orang lain, yaitu dakwah. Mengajak orang lain kepada kebaikan. Dan proses membina orang lain dalam proses tarbiyah yaitu menjadi Murobbi. Begitu banyak jasa murobbi bagi aktivitas tarbiyah. Melalui murobbi kita bisa mengenal Islam. Memberikan teladan, mengajarkan ilmu dengan tulus ikhlas, mengharapkan hanya keridhoan Alloh. Dengan menjadi murobbi kita terus meningkatkan ilmu dan amal. Selalu mengupdate pikirannya dengan ilmu, dan selalu memperbaiki amal.
Tarbiyah juga mengajarkan kepada kita untuk teruuus memperbarui niat. Karena jika niat kita melenceng dari jalan yang diridhoi Alloh, maka bisa jadi amalan kita akan sia-sia. Selalu membersihkan hati dari niatan-niatan kotor. Selalu ikhlas dalam berbuat kebaikan, karena hanya Alloh sebaik-baik pemberi balasan. Proses tarbiyah merupakan proses yang panjang, dan jalannya berliku. Mudah-mudahan dengan kita selalu memperbaiki diri, memperbaiki amal, kita diberikan istiqomah oleh Alloh. aamiin.
Di awali dengan kata bangkit dan melejit, dan memang benar, isi dari buku ini selain menjadi bangkit dan melejit, di dalamnya juga mentraining diri kita, menemukan bintang yang bersinar dalam diri kita, mendahsyatkan, dan menggerakan kita untuk melejitkan potensi dan kita percaya bahwa kita adalah orang yang bermanfaat. InsyaAllah..
Menurut Abdullah Nashih Ulwan, salah satu jalan menuju takwa adalah mu’aahadah (selalu mengingat perjanjian dengan Allah). Kekuatan focus membuat kita setia pada target, serius pada kinerja, dan lurus dalam melangkah. Kesadaran iman menjadi energy yang menghidupkan dan mengerakkan. Sebaik-baik kesibukan adalah membaca Al-Qur’an, sebaik-baik teman duduk adalah buku. sebaik-baik tempat hiburan adalah perpustakaan, sebaik-baik majelis adalah halaqah zikir dan ilmu, sebaik-baik pengawal adalah amal, sebaik-baik sahabat adalah yang menginatkanmu untuk taat kepada Allah, bahkan dengan melihatnya akan ingat kepada Allah. Tarbiyah untuk membentuk kader yang mampu jadi problem solver bukan sekedar problem speaker apalagi problem maker.
Dakwah adalah panggilan hati, aktivitas yang dicari. Bahagia rasanya bila bisa mempelopori kebaikan, menginspirasi yang patah hati, membimbing yang tersesat dan menunjuki yang bingung. Semangat memberi yang menyalakan nyali untuk terus berbenah diri. Kebesaran dimulai dari cara kita memandang masalah. Melihat secara proporsional. Menyikapi tanpa emosional. Bertindak secara professional.
Beberapa kaidah untuk berbenah :
1.         Barangsiapa sibuk dengan perkara wajib hingga tak bisa mengerjakan yang sunnah, maka ia dimaafkan. Tetapi barangsiapa sibuk dengan perkara sunnah hingga meninggalkan yang wajib, ia terperdaya.
2.         Bila engkau tidak bisa menambahkan sesuatu pada dunia, maka engkau akan menjadi beban yang berat bagi dunia (kaidah ar-rafi’I dalam kitab al-masar)
3.         Manusia yang paling kuat hatunya adalah yang paling teguh ucapannya. Ucapan yang teguh adalah ucapan yang benar dan jujur, ia adalah lawan dari perkataan yang bathil dan dusta (Ibnul Qayyim al-Jauziyah)
4.         Manusia dinilai berdasarkan perbuatan mereka. Kebesaran jiwa mereka yang menentukan karya besar mereka memang besar. Di mata orang-orang kerdil, masalah-masalah sepele menjadi besar. Bagi yang berjiwa besar, masalah-masalah besar terlihat kecil. (Abu Thayib al-Mutanabbi)
5.         Ulama dunia bertengkar karena dunia sempit dan terbatas, sedang ulama akhirat tentram dan selamat karena akhirat luas tak bertepi sehingga tak sempat berebut kapling.
Masalah pasti selalu ada. Yang menarik dan menggugah adalah hikmah di balik masalah. Inspirasi yang menyemangati. Sebab orang-orang besar justru lahir karena melihat masalah. Bukan focus pada masalahnya, tapi menggali hikmah di balik masalah untuk mendesain sejarah. Untuk menggapai hidayah butuh mujahadah. Mencari petunjuk butuh kesunguhan, ada kemauan ada jalan. Tanpa tarbiyah, harakah (organisasi pergerakan) hanya akan menghasilkan pribadi-pribadi yang memahami politik tapi jiwanya keras dan tidak mengenal kelembutan. Jangan bertanya apa yang diberikan dakwah padamu, tapi bertanyalah apa ayng sudah kau berikan untuk dakwah.
Manusia dan momentum:
1.   Orang yang melewatkan momentum, dia akan bangkrut
2.   Orang yang menunggu momentum, dia akan rugi dan menyesali diri
3.   Orang yang memanfaatkan momentum, dia akan sukses dan beruntung
4.   Orang yang menciptakan momentum, dia akan bahagia
Inti tarbiyah adalah perubahan. Mengubah dari yang biasa menjadi luar biasa. Mengubah keterbatasan menjadi kemelimpahan. Barangsiapa tidak mau mengubah dirinya maka dia tidak akan menemukan kebahagiaan hidupnya. Belajar akan lebih dahsyat dengan cara mengajarkan. Belajar bukanlah mengisi diri, ememnuhi otak dan pikiran dengan data dan file, tapi belajar adalah memantik potensi, mengeluarkan isi hati dan pikiran, memformulakan data dan informasi menjadi ide, gagasan serta membumikannya dalam tindakan. Kalau kau ingin menerima hal-hal baik, awali dengan memberi yang terbaik. Enam hal yang merupakan tipuan paling besar menurut Yahya bin Mu’adz :
1.        Mengharap ampunan dari Allah tapi terus menerus melakukan dosa tanpa penyesalan
2.        Merasa dekat dengan Allah tetapi tidak melakukan ketaatan
3.        Menunggu tanaman surge tetapi selalu menyemai benih amalan neraka
4.        Mencari istana oran-orang yang taat tetapi selalu berbuat maksiat
5.        Menanti pahala tapi tak mau beramal
6.        Mendambakan kasih sayang Allah tetapi selalu melangar ketentuannya

Empat kunci ketenangan hidup:
1.        Aku tahu bahwa rezekiku tidak akan jatuh ke tangan orang lain, maka hatiku menjadi tenang
2.        Aku tahu bahwa tugasku tidak akan dikerjakan orang lain,maka aku sibukkan diriku dengannya
3.        Aku tahu bahwa Allah selalu melihatku, maka aku malu jika aku menjatuhkan diriku dalam lumpur dosa
4.        Aku tahu bahwa ajal itu pasti datang, maka aku selalu bersiap-siap menantinya
(Imam Hasan al-Basri)
Visi tarbiyah : mengislamkan orang islam dengan pemahaman yang utuh (al-fahmu asy-syamil) untuk :
1.        Membentuk pribadi muslim yang utuh dank has
2.        Menjadi da’I yang andal dan murobbi teladan
3.        Menjadi pribadi yang bersih, peduli, professional dan melayani
4.        Menjadi politisi bermoral yang siap menjadi pelopor perubahan

Misi tarbiyah : perubahan
1.        Halaqah adalah sarana pembentukan kepribadian muslim yang sempurna untuk memenuhi tuntutan dunia dan akhirat. Yakni pribadi muslim yang integral dan kaffah
2.        Menggugah kesadaran akan adanya aliran-aliran yang memusuhi untuk mengambil langkah antisipatif dan yang mendukung Islam serta bersikap positif terhadapnya, dengan mengelolanya secara cerdas
3.        Memberikan investasi dan saham dalam menggali potensi kebaikan dan keshalihan pribadi muslim serta memanfaatkan untuk kepentingan islam
4.        Mengikis unsur-unsur yang buruk yang ada dalam pribadi muslim, yakni dengan menegakkan bendera kalimah thayibah dalam jiwa untuk melakukan al-bara’ wal wala’, al-hamdu wal bina’, takhalli wa tahalli.
5.        Merealisasikan makna ‘izzah dan I’tizaz pribadi muslim dengan islam, yang mengantarkan untuk beriltizham dengan adab-adab islam tentang adab dan etika muslim
6.        Merealisasikan nilai-nilai komitmen dengan jamaah dan tujuannya
7.        Mempelajari problematika dakwah yang dihadapi kader-kader dakwah dan senantiasa berusaha untuk meng-‘ilajnya, memberikan antisipasi, solusi, dan penanggulangan
8.        Melakukan pendalaman kepahaman terhadap terhadap dakwah dan harakah pada pribadi muslim
9.        Pendalaman terhadap arti dan aplikasi manajemen dan tanzhim dalam amal islami
10.    Memperdalam pemahaman makna ukhuwwah dan aplkasinya secara nyata
11.    Melatih melaksanakan syuro dengan adab-adabnya
12.    Melatih tarbiyah dzatiyah

Tiga kunci kebaikan:
1.        Hendaklah amalanmu hanya untuk Allah
2.        Sukailah do’a yang menjadi milik orang lain seperti engkau menyukainya untuk dirimu\
3.        Jagalah kehalalan makananmu semampumu
(Abu hudzaifah ra)

Lima golongan orang yang bakal menyesal:
1.        Orang yang kehilangan kesempatan beramal
2.        Orang yang terputus dari saudaranya saat tertimpa musibah
3.        Orang yang berhasil menangkap musuh tapi lepas kembali karena penjagaan yang lemah
4.        Orang yang meninggalkan istri shalihah jika diuji dengan wanita yang buruk
5.        Orang yang terus bermaksiat hingga ajal menjemputnya 

Spirit tarbiyah :
1.          Untuk bangkit
2.          Orisinalitas
3.          Melejit
4.          Memprogram diri dengan teliti
5.          Merevolusi diri
6.          Memulai
7.          Membangun militansi
8.          Membina diri
9.          Janji dan transaksi
10.      Konsistensi
11.      Pembelaan

Trilogy tarbiyah :
1.          Tilawah : membacakan ayat-ayat Allah = fungsi informasi agar tahu
2.          Tazkiyah : mensucikan jiwa = membersihkan hati, memotivasi agar mau
3.          Ta’lim : mengajarkan al-Kitab dan al-Sunnah = meningkatkan kapasitas diri agar mampu

Filosofi batu bata :
Batu bata yang baik adalah batu bata yang kuat dan siap menjadi bahan bangunan yang kokoh dan indah. Ia siap dipasang di mana saja terserah sang arsitek dan pemborong hendak meletakkan bata tersebut.

Output kader dahsyat full manfaat:
1.          Senantiasa “bercermin”
2.          Kikis habis sifat egois
3.          Menjauhi debat tak manfaat
4.          Cerdas memahami realitas
5.          Berpikir visioner
6.          Pantang meminta jabatan
7.          Berani, tapi tidak emosional
8.          Tunduk pada tuntutan tugas

Cara nabi membina hati :
1.          Free : bebas tanpa terpaksa dan tekanan
2.          Fun : menyenangkan, mengairahkan, tidak memaksa, dan memotivasi
3.          Fair : sportif, terbuka, jujur, apa adanya
4.          Friendly : bersahabat, akrab, kekeluargaan

Agar pertemuan menyenangkan :
1.          Tunaikan 5 S

2.          Jadilah problem solver
3.          The law of attraction
4.          Inspiratif
5.          Adil dan setia pada yang tidak hadir

Etika halaqoh yang baik :
1.          Datang tepat waktu
2.          Duduk dengan tenang
3.          Jangan suka berkomentar
4.          Berbicara teratur dan sopan
5.          Saling menghormati pendapat orang lain
6.          Bersikap lemah lembut dalam pergaulan
7.          Boleh bertanya untuk mengajar yang lain
8.          Apabila akan meninggalkan majelis meminta izin kepada pemimpin majelis
9.          Tidak boleh menempati tempat duduk yang tadinya diduduki orang lain tanpa ridhanya
10.      Mengucapkan istighfar dan do’a penutup majelis sebelum majelis ditutup

Anatomi majelis :
1.          Iftitah : pembukaan
2.          Tilawah
3.          Kalimat halaqoh
4.          Talaqqi
5.          Mutaba’ah yaumiyah
6.          Qadhaya (permasalahan peserta) dan rawa’I (kabar-kabar gembira)
7.          Ta’limat (penumuman)
8.          Evaluasi
9.          Ikhtitam (penutup)

Untuk mempresentasikan gagasan, terdapat konsep POWER :
1.          Punch (pukulan pertama)
2.          One thema ( focus pada satu tema utama)
3.          Window (membuat ilustrasi sebagai jendela suasana)
4.          Ear dan empaty (membuat pendengar akrab dan cerdas dengan bahasa yang pas)

5.          Resume (jangan lupa membuat ikatan atau kesimpulan yang mudah diingat)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 karakter Aktivis Dakwah

Persepsi masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda, bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah, padahal itu hanyalah salah satu aspek yang harus lekat pada pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim. Bila disederhanakan, sekurang-kurangnya ada sepuluh profil atau ciri khas yang harus lekat pada pribadi muslim. 1. Salimul Aqidah Aqidah yang bersih  (salimul aqidah)  merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada A

KEMERDEKAAN INDONESIA: BERAWAL DARI PALESTINA DAN MESIR

KEMERDEKAAN INDONESIA: BERAWAL DARI PALESTINA DAN MESIR Rabu, 17 Agustus 2011. Genap sudah 66 tahun usia Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meskipun di usianya yang lebih dari setengah abad ini pemerintah Indonesia belum benar-benar berhasil melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, belum benar-benar berhasil memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, tetap saja nikmat kemerdekaan ini harus kita syukuri. Salah satu bentuk rasa syukur adalah dengan ‘jasmerah’—jangan sekali-kali melupakan sejarah! Karena sejarah dapat menjadi bahan pelajaran dan pertimbangan bagi pilihan sikap dan tindakan di masa kini atau di masa mendatang. Berkaitan dengan sejarah kemerdekaan Indonesia, ada hal yang jarang sekali diungkap, yakni tentang negara mana saja yang pertama kali membantu dan memberikan pengakuan atas kemerdekaan Indonesia. Patut dicatat bahwa dukungan dan pengakuan kedaulatan Indonesia pertama k